Senin, 02 Februari 2009

Bahasa Indonesia di-Inggris-kan?

RSBI, Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional, merupakan predikat yang sangat membanggakan bagi sekolah yang menyandangnya.Betapa tidak,untuk mendapatkan predikat tersebut tidaklah mudah.Persyaratannya yang cukup berat adalah nilai mata pelajaran yang di-EBTANAS-kan minimal 7,0.Pada periode I di
Jawa Tengah, sekolah yang mendapatkan kursi kehormatan RSBI belumlah menjamur seperti saat ini.Tiga tahun yang lalu baru sepuluh SMA yang terpilih--SMA 1 Pati,SMA 1 Kebumen,SMA 1 Magelang,SMA1 Klaten,SMA 1 Purwokerto,SMA Taruna Nusantara Magelang,SMA 1 Temanggung,SMA 3 Semarang,SMA 1 Solo, dan SMA 1 Salatiga--kini telah berkembang menjadi 34 SMA yang tersebar di seluruh Jawa Tengah baik negeri maupun swasta.

Apa konsekuensi sekolah dengan label yang cukup hebat itu? Bertaraf internasional? Masyarakat berdecak kagum,terbengong-bengong karena kini di seluruh pelosok Jawa Tengah telah lahir SMA RSBI.Seperti apakah sekolah tersebut?Apakah fasilitasnya,guru-gurunya,murid-muridnya,dan pembiayaannya juga bertaraf internasional?Bagaimana pula bahasa pengantarnya?Berbedakah proses pembelajarannya dengan sekolah non-RSBI?Jawabannya”pasti”ada ciri pembedanya.

Salah satu ciri khas proses pembelajaran di sekolah RSBI yaitu pembelajaran berbasis ICT dan penggunaan dwibahasa untuk mata pelajaran tertentu(matematika,fisika,kimia,biologi).Akibatnya,SMA-SMA RSBI mengadakan pelatihan-pelatihan penggunaan komputer,internet,dan meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris,baik untuk guru meaupun tenaga administrasinya.Di samping itu ,sekolah juga menuntut para guru agar berbahasa Inggris dalam mengelola pembelajarannya.

Persoalan yang muncul--di kalangan guru-guru bahasa Indonesia—haruskah pahlawan tanpa tanda jasa ini juga mengemas pengelolaan pembelajaran bahasa Indonesia di dalam kelas menggunakan bahasa Inggris?Alangkah ironisnya,kita,guru bahasa Indonesia,yang dituntut untuk mengajari murid-murid kita berbahasa Indonesia sesuai kaidah,tiba-tiba harus membuka pembelajaran,memberikan instruksi-instruksi,dan menutup pembelajaran menggunakan bahasa Inggris.Dapat dibayangkan, betapa tidak nyamannya kita jika diperkosa untuk melakukan hal itu.

Apakah solusi terbaik agar pembelajaran bahasa Indonesia tidak rancu karena terkontaminasi oleh bahasa Inggris,tetapi kita juga tetap mendukung pemakaian bahasa Inggris untuk pengelolaan kelas bagi bidang studi lain?Kita tanamkan pada murid kita bahwa Bahasa Menunjukkan Bangsa.Semoga kita tetap dan harus selalu bertekad untuk membina penggunaan bahasa Indonesia di kalangan anak didik kita berdasarkan kaidah yang ada.Selamat berjuang!

1 komentar:

  1. Hallo bu guru.... tulisannya ok.....and bisa nambah wawasan...
    blognya dikasih foto donk bu.. truss profilnya dilengkapin he he.....
    selamat berkaryaaaaaaaaaa

    BalasHapus